Sabtu, 25 Juli 2009

Perjalanan Hidupku “Penuh Onak dan Duri”


Lahir ke dunia pada 2 Februari 1941 dengan bantuan dukun beranak di rumah orang tuaku di Jalan Sungkai No.72 (kini Jalan Dr Sutomo No.99) Kelurahan Kubu-Marapalam, Padang Timur Kodia Padang. Saat kelahiranku tengah berkecamuk Perang Dunia ke I, namun karena aku masih bayi tidak tahu itu apa namanya perang.
Sebagai biasanya setiap bayi yang baru lahir hingga balita (bayi usia bawah lima tahun) belum banyak mengenal lingkungan. Seperti diketahui
Indonesia berada dalam kekuasaan Pemerintah India-Belanda. Indonesia telah dijajah selama lebih kurang 350 tahun atau tiga setengah abad lamanya.
Menurut sejarah,1942 tentara sekutu mengalami kekalahan besar dan mulai tahun itu negara kita dijajah oleh Jepang. Namun lebih kurang tiga setengah tahun kemudian dalam Perang Dunia ke II berada dibawah tentara sekutu kalah penjajahan beralih pada Jepang. Tentara sekutu dengan Amerika Serikat (AS) sebagai komandonya melucuti tentara Jepang.
Aku waktu itu baru berumur 4 tahu dan di saat inilah aku barulah mengenal lingkungannya yaitu pada tahun 1945. Dan pada waktu ini Jepang kalah tanpa syarat setelah tentara sekutu menjatuhkan bom atom di Hirosima dan Nagasaki
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Belanda ingin kembali menjajah Indonesia, namun pada 17 Agustus 1945,Indonesia memproklamasi kemerdekaannya dengan Soekarno dan Muhammad Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama. Namun kemerdekaan itu belumlah mulus karena harus dipertanakan sebab Belanda ingin kembali menjajah bangsa Indonesia. Dalam usia ini aku sudah mulai berada dalam masa bermain, namun belum mengerti apa yang terjadi tanah air kita ini.
Belanda menbonceng dengan tentara sekutu untuk menumpas para bangsa Indoensia yang mempertahankan kemerdekaannya. Ini berlangsung lebih kurang selama 5 tahun dimana dalam peperangan mempertanakan kemerdekaan itu banyak korban berjatuhan dari baik kita , maupun Belanda.
Kemerdekaan ini hampir hampir lepas dari tangan bangsa Indonesia, terutama ketika Bung Karno dan Bung Hatta bebehasil ditangkap Belanda dan dibuang ke Bengkulu dan Ende.
Untuk tetap mempertahankan kemerdekaan atas prakarsa Bung Hatta dibentuklah Pemerintahan Darurat Republik Indoensia (PDRI) di pusatkan di Koto Tinggi Kabupaten Lima Puluh Koto (bukan di Bukit Tinggi) seperti anggapan masyarakat selama ini. Mungkin pembentukannya di Bukittinggi, tetapi untuk lebih aman dari serbuan tentara Belanda DPRI di pusatkan di Koto Tinggi tersebut. Tempatnya memang hanya berseberangan gunung dengan Kota Bukit Tinggi. Di sini didirikan tugu perjuangan. Waktu aku berkunjung ke pusat PDRI ini masih terlihat Tugu Peringatannya dengan bagian kantor ditemukanlah susunan pemerintahan dengan presiden ...
Rangakaian sejarah ini tampak dilupakan baik oleh Bung Karno maupun Soeharto sebagai peresiden RI ke 1 dan ke 2. Barangkali kita bangsa Indonesia perlu meluruskan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia ini agar anak cucu kita dapat mengetahui rangakaian perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaannya.
Pada tahun 1950 setelah kemerdekaan bangsa Indonesia diakui secara facta dan de yure maka disebutkan masa ini sebagai masa kembali ke kedaulatan Indonesia merdeka.
(AH Djambek)

0 komentar:

Posting Komentar

Toggle