
“Rasulullah saw ditanya mengenai amal yang paling utama. Maka sabdanya, beriman kepada Allah dan Rasulnya”,.Tanya orang itu lagi: “Kemudian apa?”. Jawab Rasulullah saw.: “Berjihad di jalan Allah”. Ditanya lagi: “Kemudian apa?”: “Setelah itu haji yang mabrur”.
“Barang siapa yang mengerjakan haji dan tidak berbuat buruk dan tidak fasik, maka ia kembali laksana bayi baru lahir dari ibunya (bersih dari dosa)”. (HR. Bukari-Muslim).
Haji yang mabrur ialah haji yang tidak dinodai dosa dan kembali ke kampungnya lebih mencintai akherat dari pada dunia.
“Jihad dari orang yang telah tua, orang yang lemah adan perempuan adalah naik haji” (Diriwayatkan oleh Nasa’i dan Isnadnya Hasan).
Telepon Redaksi Majalah AL IMAN juga berdering. Penelpon adalah Djamaris Djamin dari Sidoardjo, Jawa Timur. Ia minta maaf jika ada kesalahan kesalahannya dan mohon doa restu atas dirinya yang akan berangkat menunaikan ibadah haji. Pemimpn Redaksi majalah ini mendoakan dan semoga Bung Djamaris selamat dalam perjalan pergi dan pulang serta kembali membawa haji yang mabrur. “Konsentrasikan diri hanya untuk ibadah semata karena Allah”, pesan redaksi.
Pemberangkatan rombongan haji dari Indonesia dimulai tanggal 9 Januari 2002. Mereka nanti akan bertemu dengan saudara saudara seimnannya dari berbagai bangsa dan negara. Kita bisa membayangkan bagaimanan kalau sekitar hampir 4 juta manusia berkumpul menunaikan ibadah haji umroh yang sama sama menunaikan rukun haji. Karena itu tidak heran ibadah haji juga disebut ibadah phisik apalagi ketika melakukan rukun jumroh (melempar) di Mina. Di sini kita harus hati hati menjaga keselamatan diri kita agar tidak mengalami musibah. Jangan coba coba mengadu phisik dengan saudara saudara kita dari negara lain misalnya dari Afrika dan Turki yang badannya lauh lebih besar dan kuat dari kita bangsa Indonesia.
Ibadah haji dan umroh merupakan pula pengulangan rangkaian sejarah bagaimana Nabi Ibrahim mendapat ujian dari Allah SWT untuk menyembelih anaknya Ismail. Keduanya bapak dan anak karena begitu kuatnya imannya. Kalau perintah itu datang dari Allah SWT, maka tidak ada lagi pemikiran lain, kecuali melaksanakannya. Ketika Ibrahim membawa Ismail yang akan disembelih, maka beruntun datang godaan syaitan. Ibrahim melempar dengan batu para syaitan yang menggodanya. Namun begitu pisau tajam berada di leher Ismail, Allah Yang Mahakuasa menggantinya dengan seekor kibas (kambing). Untuk merayakan hari kemenangan yang disebut juga hari raya idul kurban, maka kita umat Islam sebelumnya memetong kambing, unta atau sapi. Kambing untuk satu orang dan unta atau sapi untuk tujuh orang. Bagi umat Islam yang ada kemampuan hendaklah mengikuti ikut berkurban yang dagingnya dibagi-bagikan pada fakir miskin, disamping yang berkurban juga dibolehkan memakannya sebagian kecil.
Bagi kita yang tidak atau belum berhaji tahun ini, semoga diberi rezeki oleh Allah untuk berkurban pada hari raya Idul Kurban tahun ini.

0 komentar:
Posting Komentar