Selasa, 08 Desember 2009

Jangan Hidup Seperti ‘Benalu’


By. Amir Husein Jambek

“Bila telah selesai sholat, bertebaranlah kembali di muka bumi untuk mencari rezeki karunia Allah SWT. dan banyak banyaklah mengingat kepada Allah supaya kamu mendapat kejayaan” (QS-63 Al Jum’ah :10).
Sebelumnya dalam ayat 9 surah yang sama kita diingatkan: “Hai orang orang beriman, kalau sudah ada panggilan untuk sholat Jum’at, segeralah pergi untuk memuja Tuhan. Tinggalkan dulu jual beli. Itulah sebaik baiknya buat kamu, kalau kamu mengerti”.
Kedua firman Allah diatas jelas, kita sebagai hamba Allah wajib mendahulukan mendirikan sholat dan setelah itu bertebar di muka bumi mencari rezeki karuniaNya.
Selain itu kita umat Islam disuruhkan banyak banyak mengingat Allah supaya mendapat kejayaan. Ini berarti rezeki karunia Allah itu harus dicari dan ada usaha untuk mendapatkannya. Demikian pula begitu pentingnya sholat Jum’at kita disuruh untuk segera datang ke masjid dan meninggalkan jual-beli. Walau kita disuruh mencari rezeki, tapi sholat Jum’at lebih penting hingga kita disuruh meninggal jual beli.Bila dipatuhi dan diamalkan ayat-ayat diatas, Allah menjanjikan suatu kejayaan bagi umatNya.
Selanjutnya sejalan dengan firman Allah diatas, Rasullullah saw. dalam sebuah haditsnya bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT suka kepada hambaNya yang berkarya dan terampil yang berusaha mencari mencari nafkah umtuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujadid di jalan Allah Azza Wa jalla”.
Hadits diatas membuktikan, Islam adalah agama kerja dan menuntut kerampilan dalam berusaha memenuhi kehidupan keluarga. Oleh karena itulah, Islam melarang umatnya menjadi peminta-minta. Tangan diatas lebih mulia dari tangan dibawah yang artinya, setiap kaum muslimin-muslimat harus memberi dan hindarkan jadi pengemis, apalagi karena kemalasan.
Sifat malas memang banyak kita saksikan dalam masyarakat, apalagi mereka yang meminta minta itu badannya sehat dan tidak cacat. Dalam seharian kita melihat semakin banyak pengemis terutama di kota besar seperti, Jakarta. Terlihat usianya masih muda dan badannya sehat, tapi sifat meminta minta telah melekat dalam dirinya. Sulitnya mendapat pekerjaan telah dijadikan alasan bagi mereka.
Ini merupakan fenomina penyakit harus diobat, walau dengan ‘pil pahit’ ,tapi akan jadi obat baginya. Pil pahit misalnya keluarga yang ditumpangi memberi batas untuk tinggal di rumahnya. Sesuai pula dengan sebuah hadits lainnya, ketentuan bertamu itu hanya paling lama 3 hari. Jika liwat 3 hari tuan rumah dapat menyuruhnya pergi walau itu saudaranya sendiri. Jika mau menolong istilahnya jangan diberi ikan, tetapi berilah pancingan. Ada juga keluarga yang kesal mengatakan, diberi pancing malah pancingnya dijual. Jadi penyakit ini berbahaya dalam kehidupan yang diajarkan Islam.
Bila tidak penyakit ini tidak diberantas, dia (penyakit) tersebut akan dapat menular pada yang lain. Ini pada gilirannya membuat jumlah penduduk yang malas terus bertambah. Artinya, orang hidupnya menggantung hidup pada orang lain akan semakin banyak dan akan semakin sulit pula diatasi. Pihak yang digantunginya akan bosan, namun untuk menghardiknya kadang kadang berat, apalagi yang ada kaitan tali persaudaraan.
Kesudahannya, mereka akan selamanya hidup bagaikan ‘benalu’.
Benalu banyak kita saksikan hidup menempel di pohon pohon mengisap makanan dari pohon yang ditempelnya dan lama kelamaan pohon yang ditempel akan mati. Dalam kaitan ini manusia itu disuruh mengerti akan usaha memenuhi kebutuhan hidup.
Selain itu tak kalah pentingnya perlu ditanamkan rasa malu pada diri dan budaya malu pada para peminta peminta agar mereka sadar bahwa hasil usaha sendiri itu lebih afdol dari pada pemberian orang lain. Apalagi bila tenaga masih kuat berusahalah mendapatkan rezeki dan karunia Allah SWT. Itu lebih nikmat dan akan mendapat redho Allah SWT. Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar

Toggle