Selasa, 15 Desember 2009

ADAT SEBAGAI FILTER MASUKNYA BUDAYA ASING

Oleh: H. Amir Husein, R Lelo


Jika betul-betul mengamalkan filsafat adat Minangkabau, “Basandi Syarak (Agama), Syarak Basandi Kitabullah (Al Qur’an)”, seyogianya filsafat tersebut bisa jadi filter masuknya kebudayaan dari luar yang tidak sesuai dengan kultur orang Minangkabau.
Ini terutama Kebudayaan asing yang akan dapat menghancurkan sendi sendi kehidupan di Ranah Minang yang telah tertata dengan baik yang ‘diwariskan’ melalui Datuk Ketemanggungan dan Datu Perpatih Nan Sabatang.
Belakangan ini kita sangat prihatin semakin melemahnya pengamalan adat dan agama di nagari kita, sehingga budaya dan nilai luar semakin lelusa masuk ke Ranah Minang dan dalam jiwa orang Minang itu sendiri.
Misalnya, melalui hidup yang konsumtif dan materialistik.yang berdampak luas mempengaruhi kehidupan dari tadinya penuh dengan moral bertukar menjadi kehidupan tidak bermoral. Demi memperoleh kehidupan materialistis, dengan mudah orang melanggar adat dan agama. Melanggar adat misalnya mencari menantu tidak peduli asal usulnya, yang penting kantongnya tebal, bahkan kadang tidak meneliti apakah calon menantunya orang yang taat sembahyangnya. .
Dampak lainnya karena pengaruh hidup materialistis dan konsumtif mengakibatkan hilangnya jiwa kegotong-royongan, saling tolongan menolong dan lain sejenis lainnya yang dulunya merupakan ciri kehidupan para orang tua kita. Akibat hilangnya rasa tolong menolong juga turut rusak tali persaudaraan.
Terhadap ibu-bapaknya, sudah banyak anak kandung yang menitipkan kedua ibu-bapaknya yang telah uzur ke panti jompo. Padahal Islam mengajar anak anak yaang baik harus mengurus ibu-bapaknya sempai meninggal dunia
Sibuk mengejar dunia, anak dan menantu tidak peduli lagi dengan ibu-bapak yang telah mendidik dan membesarkan mereka serta menghadirkan mereka ke dunia. Apalagi ibunya yang telah susah payah merawatnya dari bayi hingga dewasa.
Suami dan isteri dari anaknya sudah disibukan mengejar ‘uang’ berlanjut dengan menumpuk harta kekayaan. Dari pada repot repot mengurus dan merawat ayah dan ibu maka sang anak dan menantu menitipkan saja kedua orang tuanya itu di panti jompo.
Masih banyak dampak dari hidup meterialitis dan konsumtif yang masuk dari luar akan kita coba menguraikan secara panjangan lebar nanti dalam buku ini. Semoga ada manfaatnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Toggle